Sintang-Metro Borneo.com
Proyek milik Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Direktorat Jendral Sumber Daya Air Kalimantan Barat, SNVT (Satuan Non Vertikal Tertentu) Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Kalimantan I Provinsi Kalimantan Barat diduga kuat korupsi dan hingga Tahun 2023 tidak tuntas. Bahkan proyek tersebut pelaksanaannya di berbagai tempat juga disinyalir terbengkalai.
Salah satunya di Dusun Mungguk Payan Desa Mungguk Gelombang, Kecamatan Ketungau Tengah, Kabupaten Sintang Kalbar.
Menurut warga setempat yang tidak ingin namanya dituliskan, Proyek Bak Air tersebut sampai pada Mei Tahun 2023 belum juga tuntas, dan kontraktornya sepertinya kabur tidak bertanggung jawab dengan pekerjaannya.
Lanjutnya, proyek tersebut seharusnya dikerjakan pada Tahun 2022, namun pihak kontraktor baru mengerjakan Tahun 2023 dan itupun tidak tuntas, ujar warga ini.
Sementara, Sandy selaku NCW Investigator Kalbar merasa heran, melihat proyek bak air hujan Dusun Mungguk Payan juga tidak mengetahui berapa jumlah besaran anggaran, karena dilapangan tidak pernah dipasang papan Plang Proyek.
"Sepertinya ada yang dirahasiakan oleh pelaksana kegiatan, dan bisa saja kami berasumsi bahwa proyek tersebut adalah proyek Siluman", sindirnya.
Sandy meminta dan berharap, kepada Kejati atau Polda Kalimantan Barat untuk melakukan audit hasil pekerjaan bisa air hujan milik PUPR Provinsi Kalbar tersebut dan mungkin saja, sambung Sandi, "ada kongkalikong antara PPK dengan kontraktornya, bahkan ada kemungkinan persoalan yang sama bisa saja terjadi di tempat lain", ucapnya.
Ketika di konfirmasi Kepala Dinas PUPR melalui Fahrudin selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) menyampaikan, "yang mengerjakan ada acara jadi belum bisa berangkat kelokasi, kemarin sempat saya panggil beberapa kali, insyaallah kalau tidak ada halangan Minggu ini ke lokasi kerjaan", kata Fahrudin pada 29 Mei 2023 melalui seluler miliknya.
(Paris/Red)

Tidak ada komentar: